Penajurnalis Maros,–   Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros yakin konflik SARA pasca penahanan mantan Gubernur DKI Jakarta,  Ahok tidak terjadi di Maros.

Kabag Humas Pemkab Maros Kamaluddin Nur mengatakan, Minggu (15/5/2017) selama ini forum komunikasi antar ummat beragama (FKUB) sudah berjalan dengan baik.

“Harapan kami, konflik itu tidak terjadi di Maros. Selama ini, tidak ada konflik yang mengandung SARA di Maros. Semua masih aman,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi terjadinya konflik, semua komponen dalam masyarakat dilibatkan dan diimbau untuk tidak terlibat. Warga Maros yang relegius, akan dewasa menaggapi penahanan  Ahok.

“Kalau aksi 1.000   lilin, sepanjang dilakukan dengan benar dan sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku tidak ada masalah,” katanya.

Kamal berharap para pendukung  Ahok menerima keputusan pengadilan. Warga diharap menjunjung tinggi dan menghargai proses hukum yang berjalan.

” Jika merasa kecewa bisa menempuh jalur hukum juga dan semua itu ada memanismenya,” ujarnya.

Sementara itu Kapolres Maros AKBP Erik Ferdinand terus mengimbau masyarakat Maros supaya tidak terpancing dengan kegiatan yang mengandung unsur SARA.

“Kami juga berupaya untuk mensosialisasikan, supaya warga Maros tidak ikut terpancing dengan aksi yang mengarah kepada SARA,”kata Erik.

Warga harus cerdas dan jeli melihat aksi yang bermuatan SARA atau bukan. Warga juga diminta supaya tidak terprovokasi.

Selain itu, Kapolres berharap kepada warga Maros supaya tidak mengikuti atau menggelar gerakan 1.000 lilin untuk AhoklLebih baik melakukan kegiatan yang lebih penting dan bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat khusunya.(A1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *