Pena Jurnalis Maros,– Warga Desa Bonto Manurung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros akhirnya bisa menikmati penerangan listrik. Hal ini menyusul setelah dilakukannya peresmian listrik desa di Desa Bonto Manurung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros, Kamis (2/11/2017).

Peresmian ini ditandai dengan penekanan tombol dan menyalakan lampu desa di Masjid Nurul Tika Desa Bonto Manurung oleh Wakil Bupati Maros, Andi Harmil Mattotorang didampingi General Manager PLN Sulselrabar Bob Syahril, Ketua DPRD Maros, AS Chaidir Syam, Dandim 1422 Maros Letkol Kav Mardi Ambar, Manager Area PLN Makassar Utara, Hariadi.

Peresmian listrik desa ini terpusat. Selain Bonto Manurung, terdapat lima desa lain yang juga diresmikan yakni Desa Labuaja (khusus untuk Dusun Pattiro) Kecamatan Cenrana, Desa Timpuseng dan Cempaniga Kecamatan Camba, Desa Mandalle Kabupaten Pangkep, dan Desa Bulo-bulo Kabupaten Barru.

Manager PLN Area Makassar Utara Hariadi mengatakan, listrik desa ini lebih cepat terealisasi. Karena pengerjaannya hanya dua bulan dari target tiga bulan.

Untuk Desa Bonto Manurung, kata dia, jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang sembilan kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (JTR) 4,8 kms dengan gardu 3×50 Kva.

Sementara untuk Desa Labuaja pembangunan JTM 2,3 kms dan JTR 2,2 kms. Selanjutnya Desa Timpuseng pembangunan JTM 1,2 kms, JTR 1,15 kms.

GM PLN Sulselrabar, Bob Syahril mengatakan, program listrik desa ini merupakan salah satu target dari Presiden Jokowi yakni penyediaan listrik sebesar 35 ribu mega watt yakni mencakup daerah pesisir, pedalaman, hingga perbatasan.

Menurutnya saat ini yang menjadi tantangan mereka adalah penyaluran dan pasokan serta jalur transmisi dan distribusi. Khusus untuk Sulsel, rasio kelistrikan lebih besar dari Indonesia keseluruhan yakni mencapai 96 persen.

Hanya daerah-daerah yang akses jalannya yang tidak memadai yang belum tersentuh listrik. Lebih lanjut kata dia, dari seluruh Kabupaten yang ada di Sulsel, Enrekang merupakan Kabupaten yang desanya cukup banyak belum dialiri listrik. Penyebabnya kata dia, di Enrekang mayoritas pegunungan sehingga akses jalan yang menjadi kendala masuknya listrik.

Ditambahkan Bob, untuk di Sulsel sisa satu persen desa yang belum teraliri listrik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *