Penajurnalis Maros, – Pemerintah Kabupaten Maros segera mengucurkan anggaran pengadaan mesin pengering gabah (dryer). Mesin tersebut berkapasitas 30 ton per hari. Mesin itu seharga Rp 2,5 miliar dan akan mulai beroperasi akhir tahun 2018 atau musim panen berikutnya.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Maros, M Nurdin mengatakan, pembangunan mesin pengering padi dilakukan untuk memaksimalkan serapan gabah petani.

“Setiap musim panen, selalu terjadi kegaduhan atau permasalahan. Masalah muncul karena adanya selisih harga gabah. Pedagang dari luar nekat membeli mahal, sementara di Maros, harus harga normal,” ujarnya, melalui media, Senin (28/05/18).

Menurutnya, pengusaha lokal Maros tidak mampu bersaing dengan pedagang gabah dari Sidrap, Pinrang dan Wajo. Hal itu disebabkan, tidak adanya mesin pengering gabah.

Sementara Sidrap, Pinrang dan Wajo sudah memiliki mesin pengering. Hal tersebut membuat pedagang dari daerah tersebut, nekat membeli dengan harga mahal.

“Kalau pedagang luar, masuk ke Maros, kadang pengusaha gabah lokal tidak mampu bersaing harga. Kita tidak punya mesin. Kalau beli gabah juga, pedagang lokal pasti menyimpan lama gabahnya,” katanya.

Pada musim panen lalu, harga gabah anjlok. Harga normal kisaran Rp 4.700 sampai Rp 5.000 per kilogram. Namun tiba-tiba anjlok ke Rp 3.800 per kilogram. Harga gabah anjlok karena Bulog menekan harga beras kisaran Rp 4.000 per kilogram.

Lokasi pembangunan mesin di Kecamatan Bantimurung, juga sudah ditinjau Bupati Maros, HM Hatta Rahman didampingi pejabat Pemkab Maros dan Anggota DPRD Maros. (Tim)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *