PenaJurnalis Makassar.—Pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan pada kuartal II-2018 mencapai 7%. Pertumbuhan ekonomi ini ditopang meningkatnya ekspor, salah satunya produk kakao dan rumput laut.

“Artinya pendapatan dari pada ekspor Sulsel itu lebih besar dari impornya. Artinya justru malah para eksportir yang ada di Sulsel termasuk petani kakao dan rumput laut itu malah diuntungkan untuk dapat memanfaatkan ini untuk ekspornya,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan Bambang Kusmiarso di Makassar, Sulsel, Jumat (28/9/18).

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan Kuartal-II tetap kuat mencapai 7,38%, lebih tinggi dari nasional 5,27%. Bambang juga menyinggung pelemahan nilai tukar rupiah akhir-akhir ini.

Dia meyakinkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia sangat terjamin jika dibandingkan dengan kondisi tahun 1997-1998. Bambang meminta masyarakat tidak panik dengan kondisi niai tukar yang ada, karena nilai tukar Indonesia sangat terjaga dan BI selalu mengawasi perkembangan yang ada.

Sementara itu, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah yang menganggapi soal penguatan dollar atas rupiah, menyebut pelemahan itu tidak berdampak serius bagi ekonomi lokal di Sulsel.

“Dollar itu bukan karena pelemahan rupiah, dollar menguat terhadap mata uang regional, uang negara-negara luar. Saya kira itu, bukan rupiah yang melemah,” kata Nurdin.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *