PenaJurnalis,Makassar.—-Ratusan orang tewas menyusul gempa dan tsunami yang menerjang Palu dan Donggala, Jumat (28/9) lalu.

Dari peristiwa itu, tak sedikit calon anggota legislatif dan pendukung salah satu pasangan calon presiden memanfaatkan hal itu untuk melakukan sosialisasi atau kampanye tertutup.

Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Umum Perawatan (RSUP) Wahiddin Sudirohusodo, Mansyur Arif, mengatakan, sejak para korban dirawat pada Sabtu lalu, beberapa caleg dan pendukung salah satu pasangan capres mendatangi RSUP Wahiddin dan meminta untuk bertemu langsung dengan para korban.

“Tapi saya usir yang punya logo tertentu untuk bertemu dengan pasien. Kami tidak ingin bencana ini ditunggangi oleh suasana politik,” tegas Mansyur, Selasa (2/10/18).

Ia memerintahkan kepada petugas keamanan rumah sakit untuk memperketat pengawasan bagi yang ingin bertemu dengan pasien. Apalagi yang mengaku sebagai anggota dewan dengan menggunakan atribut partai.

“Siapapun ada ornamen-ornamen partai tidak boleh masuk untuk bertemu pasien karena rawan untuk disalahgunakan,” tambahnya.

Menurutnya, pihak rumah sakit telah menyediakan ruangan yang dijadikan sebagai media center untuk mendapatkan informasi terkait data korban yang dirawat di RSUP Wahiddin.

“Jadi bagi siapapun yang membutuhkan data atau informasi, terkait korban gempa Palu maka langsung menuju keruangan ini,” jelasnya.

Sedang bagi masyarakat yang akan memberikan bantuan berupa uang, menurut Mansyur pihaknya masih terus melakukan koordinasi dengan BNPP, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan untuk mencari solusi. Pasalnya belum ada payung hukum yang mengatur terkait regulasi tersebut.

“Untuk bantuan sendiri kami masih melakukan koordinasi karena ada beberapa masyarakat yang memberikan bantuan berupa uang dan sampai saat ini bantuan tersebut masih kami amankan, karena belum ada regulasi yang mengatur tentang boleh tidaknya instansi pemerintah menerima uang dari masyarakat, dan kita tahu bersama jika uang yang diperoleh dari masyarakat harus melalui pertanggung jawaban,” jelasnya.

Terkait alat dan obat – obatan yang digunakan untuk merawat para korban gempa, Mansyur mengatakan jika sampai saat ini masih menggunakan peralatan milik RSUP Wahiddin dan terus melakukan koordinasi dengan beberapa perhimpunan dokter Indonesia.

“Untuk biaya dan peralatan kami masih terus melakukan koordinasi dengan beberapa perhimpunan dokter Indonesia, mereka siap untuk menjadi tenaga medis dan membawa peralatan mereka, namun sampai saat ini kami masih melarang mereka untuk datang, karena beberapa tenaga medis masih mampu untuk melakukan perawatan,” pungkasnya.

Untuk saat ini RS Wahidin Sudirohusodo telah menangani 38 korban gempa dan tsunami Palu. Dari total catatan itu, tercatat ada 12 orang yang sudah pulih dan kembali ke keluarga, dan 1 meninggal dunia.

Menurutnya pihak RS telah melakukan penanganan kepada korban, hingga perawatan ICU (Intensive Care Unit) namun nyawanya tak tertolong. Korban dengan inisial S (46) warga Kota Palu itu masuk sejak Minggu malam dalam kondisi tak sadarkan diri.

Dari hasil Diagnosa dokter, S meninggal dunia akibat benturan keras di kepala dengan status pendarahan dalam otak.

Secara fisik kata Prof Mansur, darah dan cedera dik epala korban tidak terlihat, namun pembuluh darah yang ada di kepalanya sudah pecah, sehingga kondisi badan menurun, dan akhirnya menghembus nafas terakhir.

Jenazah korban S, saat ini sedang ditangani oleh forensik untuk dicatat riwayat sebelum dikembalikan kepada keluarga.

Sementara Ketua Tim Jokowi-Ma’ruf di Makassar, Wahab Tahir mengaku fokus membantu korban gempa bumi dan tsunami di Kota Palu dan Donggala.

Penggalangan bantuan dilakukan sejak tanggal 28 lalu, relawan Jokowi-Ma’ruf di Makassar terus berkoordinasi melalukan penggalan dana.

“Kita sudah ada tim Jokowi-Ma’ruf, sudah berkoordinasi dengan relawan di suluruh Kota Makassar. Tapi saat ini kan kita dalam keadaan berduka, maka kita bersepakat seluruh potensi relawan di Kota Makassar menyatu saudara-saudara kira di Palu dan Donggala,” ungkapnya.

Bahkan, dalam waktu 2 minggu kedepan, ia bersama tim masih akan tetap fokus penggalangan bantuan. Apalagi, saat ini sudah ada ribuan korban bencana.

Meski demikian, pihaknya tidak memberikan bantuan secara langsung. Dikarenakan, kata dia mereka tidak memiliki kemampuan survival yang mempuni. Selain itu, pihaknya juga tidak ingin bantuan tersebut terkesan politisir, sementara bantuan ini murni demi kemanusiaan.

“Saya mengimbau kepada tim untuk tidak langsung ke lokasi. Semua menahan diri jangan sampai kesan dipolitisasi, tapi sampai hari ini dana hasil penggalangan semua ada,” tuturnya.

“Dalam satu atau dua hari ini saya akan berkoordinasi dengan ketua dewan penasehat Jokowi-Ma’ruf agar sumbangan dari relawan itu bisa distor kemana dan seperti apa bentuk penyalurannya,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *