PenaJurnalis,Jakarta.—Sepanjang Tahun 2018 , Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi peningkatan ekspor untuk sejumlah komoditas non migas, di antaranya bijih, kerak dan abu logam, besi dan baja, dan bubur kayu/pulp. Realisasi ekspor Indonesia pada September tercatat sebesar US$ 14,83 miliar.

Deputi Statistik Distribusi dan Jasa Yunita Rusanti mengatakan  “Kelompok ekspor non migas peningkatan tertinggi, antara lain bijih, kerak dan abu logam US$ 75,3 juta, benda-benda dari besi dan baja US$ 19,7 juta, bubur kayu/pulp US$ 15,4 juta,” katanya, di kantor BPS Jakarta Pusat, Senin (15/10/18).

Sedangkan untuk komoditas non migas yang mengalami penurunan secara bulanan, antara lain mesin, perhiasan permata, hingga pakaian jadi.

Kinerja ekspor non migas Indonesia pada September 2018 juga tercatat turun 6,58% dibandingkan bulan lalu. Penurunan kinerja ekspor non migas juga dialami sejumlah negara lain, di antaranya China dengan komoditas produk kimia, lemah dan minyak hewan nabati, bijih, kerak, dan abu logam.

Kemudian, Jepang juga tercatat mengalami penurunan dalam ekspor non migas dengan produk pakaian jadi bukan rajutan dan bahan kimia organik, serta Singapura yang mengalami penurunan pada komoditas mesin dan peralatan listrik, perhiasan dan permata, besi dan baja.

“India US$ 41,6 juta. Komoditas ekspor yang menimgkat antara lain bahan bakar mineral, produk kimia dan pulp,” kata Yunita.

Di sisi lain, ada juga negara yang mengalami peningkatan ekspor tertinggi, antara lain Korea Selatan US$ 87,5 juta, Bangladesh US$ 66,6 juta dengan komoditas yang paling signifikan adalah lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, dan perangkat optik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *