PenaJurnalis,Jakarta.—Jalan-jalan ke Sulawesi Selatan belum lengkap rasanya tanpa mengunjungi kawasan karst di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Ini merupakan salah satu destinasi wisata yang menawarkan pemandangan alam, air terjun hingga penangkaran kupu-kupu.

Jika anda sudah berkunjung ke  Bantimurung, sangat disayangkan  melewatkan pengalaman menjelajahi gua-gua yang ada di kawasan ini. Taman nasional Bantimurung berlokasi di wilayah Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep). Taman nasional ini berada cukup dekat dengan Kota Makassar, yakni sekitar 20 kilometer.

Menempati luas mencapai 437 kilometer persegi, taman nasional ini memiliki beragam keunikan seperti karst, gua-gua yang berhias stalaktit, dan stalakmit. Menariknya berada di gua-gua karst ini, Anda akan ditakjubkan dengan pemandangan khas manusia zaman purba. Ada banyak lukisan hingga jejak peninggalan purbakala di gua-gua gua yang tersembunyi di sini.

“Suka menjelajahi gua? Nah, Indonesia punya Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, yang memiliki ratusan gua dengan lukisan purbakala. Wisata gua ini tepatnya berada di Kawasan Karst di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Di kawasan karst tersebut juga terdapat 268 buah gua dari stalakmit dan stalaktit yang indah, 89 di antaranya merupakan gua prasejarah yang memiliki lukisan peninggalan orang purba. Lukisan-lukisan ini dibuat dari torehan telapak tangan mereka. Ada gua yang terdalam dengan kedalaman 260 meter, yang terpanjang mencapai 2.700 meter, dan ada juga yang unik berbentuk mirip wajah kingkong”tulisInstagram @Pesonaid_Travel, Senin (17/12/18).

Kawasan karst Maros Pangkep merupakan yang terbesar dan terindah kedua di dunia setelah China. Keunikan kawasan karst Maros Pangkep ini tidak terdapat pada kawasan-kawasan karst lainnya di Indonesia. Tempat ini mempunyai bentang alam unik dan khas yang biasa disebut tower karst.

Selain itu, traveler juga dapat melihat beragam jenis flora hidup di kawasan karst ini, di antaranya Bintangur, Beringin, Enau, Nato, dan masih banyak lagi, termasuk flora endemik seperti Kayu Hitam Sulawesi dan Sepang yang biasa digunakan sebagai campuran minuman oleh warga lokal. Bagaimana, apakah Anda penasaran dengan pemandangan taman batu terluas kedua di dunia ini.(NR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *