PenaJurnalis,Maros.—-Rasa kepedulian terhadap sesama membuat Forum Sulsel Peduli (FSP) menyalurkan bantuan untuk korban banjir di Dusun Tana Takko, Desa Alatengae, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.

Bantuan yang disalurkan tersebut berupa sembako dan perlengkapan kebutuhan bayi itu diserahkan oleh Ketua FPS Pattarai kepada Ketua RT Dusun Tanatekko, Daeng Tampa di Maros, Rabu (30/1/19).

Salah satu pengurus FSP Pattarai mengatakan, bantuan yang disalurkan merupakan bentuk empati dari masyarakat Sulawesi Selatan khususnya Kota Makassar. Adapun bantuan yang disalurkan berupa sembako dan pakaian layak pakai.

“Setelah memberikan bantuan untuk korban banjir di Gowa dan warga Perumahan Bumi Tamalanrea Permai di Makassar, FSP menyambangi korban banjir di Maros,” kata Pattarai.

Warga di dusun ini telah menjadi korban banjir bandang yang melanda Sulawesi Selatan pada 22 – 25 Januari 2019.

“Sebenarnya ini sangat terbatas sekali, tapi kami berharap bantuan ini bisa diterima tanpa melihat dari nilainya. Sekecil apapun yang penting merata,” ungkapnya.

FSP yang baru terbentuk sejak munculnya berbagai bencana, ditandai dengan gempa Lombok beberapa waktu lalu, terus berusaha mengetuk hati siapa saja agar bisa menumbuhkan rasa kepedulian kepada sesama.

Sementara itu tokoh masyarakat, Daeng Tampa yang juga ketua RT di dusun tersebut mengungkapkan kesyukurannya mewakili warganya.

“Terima kasih atas segala bentuk kepedulian masyarakat Sulsel khususnya dari Forum Sulsel Peduli karena menjembatani pemberian bantuan ini,”

Dia menuturkan bahwa semenjak rumahnya bersama ratusan rumah lainnya di kabupaten Maros terendam banjir selama tiga hari. Semenjak itu pula, tidak seorang pun dari warga yang berani mengakses jalan untuk bekerja maupun melengkapi kebutuhan sandang pangan.

“Kita tidak bisa tembus ke kota, juga tidak berani karena arus air deras sekali. Kita usahakan bagaimana agar makanan yang ada mencukupi selama tiga hari itu,” katanya.

Selain itu, kondisi itupun diperparah dengan arus listrik yang turut pada selama lima hari. Kerugian materil dinilai tak terhingga karena sebagian besar hewan ternak, kebun dan sawa Berbagai kerugian pun dirasakan warga, seperti hewan ternak mati dan kebun yang rusak.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *