PenaJurnalis,Makassar.——Sebanyak 206 enumerator (peneliti) pada Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) 2019 Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Puslitbangkes)  dikirim untuk riset evaluatif Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tahun 2019 koordinator wilayah I, Sulawesi Selatan.

Pelaksanaan riset sejak sembilan tahun lalu tepatnya pada tahun 2011 ini diawali dengan pelaksanaan workshop enumerator yang dibuka langsung Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Dr dr H Bakhtiar Baso di Hotel Claro Makassar.

Disebutkan, terdapat 312 orang yang terlibat pada pelaksanaan Rifaskes 2019, sebanyak 192 enumerator puskesmas, dan 14 enumerator rumah sakit di seluruh Sulawesi Selatan.

Sebelum terjun ke lapangan, 206 enumerator ini akan dibekali ilmu selama proses riset berlangsung melalui workshop yang digelar sejak 22-28 April 2019.

Alasannya, untuk menyiapkan enumerator yang paham terhadap tujuan Rifaskes 2019, yakni peserta mampu memahami kuesioner, pedoman penelitian, serta managemen data, managemen Rifaskes 2019.

Ketua Panitia Workshop Enumerator Rifaskes Provinsi Sulsel, Hasbullah SKM M Kes mengatakan, Rifaskes kali ini akan fokus pada penelitian kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sesuai dengan kebijakan presiden bahwa setiap warga Indonesia harus menjadi peserta JKN paling lambat per 1 Januari 2019.

“Karena itu bukan hanya untuk mengetahui akses pelayanan, tetapi memantau sekaligus mencek pelayanan kualitas di berbagai fasilitas kesehatan. Oleh karena itu perlu ditinjau sarana dan prasarana hingga sumber daya manusianya,” katanya.

Pengumpulan data diharapkan sesuai dengan mekanisme dan aturan yang ada, sebab dibutuhkan rekomendasi untuk perbaikan pelayanan kesehatan nasional melalui rumusan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

“Semua modul akan dibedah di kelas kecil nantinya. Kita berharap peserta lebih berkonsentrasi dan mengikuti segala materi maupun aturan yang akan disampaikan,” katanya.

Sementara di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Dr dr H Bakhtiar Baso menyampaikan agar masyarakat harus mengedepankan asas kejujuran dalam menyelesaikan Rifaskes 2019.

“Apalagi menjelang bulan Ramadhan, kegiatan ini bernilai ibadah juga ada amal jariyah jika kita bersungguh-sungguh dengan baik di lapangan,’ katanya.

Disampaikan, persamaan persepsi untuk setiap pertanyaan sangat penting bagi enumerator sebagai ujung tombak kelancaran dan validitas data yang diperoleh di lapangan.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *