Penajurnalis Maros,-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Maros memastikan pertanyaan dalam debat Pilkada 2020 yang digelar di salah satu hotel di bilangan Makassar, Rabu (28/10/20)tidak akan bocor. Sebab pembawa acara sendiri tidak tahu materi apa saja yang akan diulasnya nanti.

Komisioner KPU Maros, Syaharuddin Datu mengatakan, pertanyaan-pertanyaan panelis nanti, kami pastikan tidak akan bocor,karena host atau pembawa acara saja tidak tahu materi ulasan tersebut. Hal ini bertujuan untuk menjamin kerahasiaan pertanyaan panelis kepada para kandidat.

KPU membatasi jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan debat kali ini, maksimal 50 orang. Setiap kandidat hanya boleh membawa empat orang massa pendukung, karena masih dalam suasana pandemi Covid-19.

Pilkada Maros diikuti tiga pasangan calon, yakni pasangan nomor urut 1 Tajerimin Nur-H Havid S Fasha, nomor urut 2 HAS Chaidir Syam-Suhartina Bohari, nomor urut 3 Harmil Mattorang-Ilham Nadjamuddin. Masing-masing pasangan saling sindir saat sesi pertanyaan, 

                                      
Pasangan nomor urut 1, Tajerimin dan Hafid S Pasha (Tahfidz) yang mendapatkan kesempatan awal bertanya ke pasangan nomor urut 3, Harmil Mattotorang dan Ilham Nadjamuddin. Tajerimin mengkritik komitmen pasangan itu pada persoalan krisis air bersih di Bontoa. 

 “Kenapa hanya di Bontoa, padahal kekeringan dirasakan di daerah pesisir di empat kecamatan. Terus soal 100 hari, itu bagaimana caranya, padahal bapakkan sudah menjabat dua periode sebagai wakil Bupati,” tanya Tajerimin. 

 Tak hanya soal krisis air bersih, calon Wakil Bupati nomor urut 1, Hafid S Pasha juga menyinggung soal Narkoba ke pasangan nomor urut 3 dan masalah angka perceraian. 

 “Bagaimana cara Paslon nomor urut 3 ini menanggulangi soal Narkoba dan perceraian. Kita tahu angka ini masih sangat tinggi,” kata Hafid. 

 Mendapat pernyataan itu, Calon Bupati nomor urut 3, Harmil Mattotorang berkelik jika komitmen penuntasan krisis air bersih itu memang hanya diusulkan oleh warga di Kecamatan Bontoa. 

“Kalau warga dikecamatan lain juga meminta komitmen kami, jelas kami juga akan lakukan. Soal100 hari kerja itu yang kami maksud adalah persiapannya, seperti tim mempersiapkan tim adhoc dan konsultan,” terangnya. 

Menjawab soal Narkoba, calon Wakil Bupati, Ilham Nadjamuddin menjelaskan, persoalan Narkoba seharusnya menjadi tanggung jawab bersama dan bukan hanya aparat hukum. Menurutnya, masyarakat harus dilibatkan secara luas. 

“Selain itu, persoalan Narkoba ini juga harus kita tanggulangi dengan melibatkan peran pemuka agama. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama tentunya kedepan,” terangnya. 

Mendapat kesempatan bertanya, Paslon nomor urut 3 ke nomor urut 2, baik Harmil maupun Ilham, hanya mempertanyakan peran seorang wakil Bupati dalam kesuksesan pemerintahan Hatta Rahman selama dua periode. 

 Sementara itu, pasangan Calon nomor urut 2, Chaidir Syam dan Suhartina lebih terlihat santai dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan ‘datar’ kepada pasangan nomor urut 1. Salah satunya soal reformasi birokrasi dan isu perempuan.

tema debat kali ini menyoal upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan daerah.(Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *