Penajurnalis Maros, — Bupati Maros, Chaidir Syam menjadi salah satu pembicara dalam talk show di ajang Konferensi ASEAN Heritage Parks (AHP) ke-7 yang diselenggarakan di Bogor, Jawa Barat mulai dari 31 Oktober hingga 3 November 2022.

Didampingi oleh Kepala Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul), Yusak Mangetan, Chaidir Syam memaparkan beragam potensi kekeayaan alam dan keanekaragaman hayati yang dimiliki TN Babul di depan ratusan Delegasi ASEAN.

“Kami punya Bantimurung dan Rammang-rammang. Kedua tempat wisata ini kita sebut kepingan surga yang dititipkan Tuhan ke bumi. Olehnya kita wajib merawat dan menjaganya,” katanya.

Ia pun menjelaskan bagaimana strategi dan sinergi Pemerintah Kabupaten Maros bersama pengelola TN Babul dalam upaya perlindungan ekosistem dengan sebuah kebijakan dan program yang pro terhadap lingkungan.

“Sungguhlah ini tidak mudah, karena ancaman kerusakan ekologi masih nampak. Perlu ada dukungan multi sektor dalam mewujudkan kelestarian, utamanya penyadaran masyarakat,” lanjutnya.

Chaidir menegaskan, upaya melibatkan masyarakat dalam pelestarian lingkungan adalah kunci utama. Olehnya, ia bersama TN Babul terus mendorong masyarakat yang ada di dalam kawasan, agar terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka.

“Dalam pemulihan Pandemi ini, masyarakat dalam kawasan kita upayakan terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam merencanakan dan menerapkan pengelolaan ekosistem, strategi restorasi dan membangun ketahanan,” paparnya.

Disamping itu, Chaidir Syam juga menyampaikan pencapaian terbaru yang diraih Pemerintah Kabupaten Maros bersama seluruh stakeholder terkait dalam menjadikan Kawasan Karst Maros Pengkep menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark. Dimana, kawasan seluas 43.785 hektar ini sebagai kawasan tower karst terluas kedua di dunia setelah Cina, dan 19.767 hektar dari total luasan ini merupakan area Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.

“Baru-baru ini Unesco telah menetapkan kawasan Karst Maros Pangkep menjadi Global Geopark. Ini adalah wujud bersama kita dalam upaya melestarikan alam dan keanekaragaman hayati di dalamnya,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Yusak Mangetan mengatakan, TN Babul ini diusulkan sebagai ASEAN Heritage Park (AHP) pada April 2017, dan resmi dideklarasikan menjadi AHP
pada acara ASEAN Heritage Park Conference ke -6 di Laos 2019 lalu.

“TN Babul diusulkan menjadi AHP di tahun 2017. Lalu di acara Konferensi AHP di Laos tahun 2019, TN Babul resmi dideklarasikan sebagai kawasan AHP,” katanya.

Sampai saat ini, kata dia, sudah ada 51 AHP di negara ASEAN yang terdiri dari 33 kawasan terestrial, 9 kawasan laut dan 9 kawasan lahan basah. Indonesia sendiri memiliki 7 Taman nasional yang dideklarasikan menjadi ASEAN Heritage Parks, salah satunya TN Babul.

“Ketujuh TN itu ada Taman Nasional Gunung Leuser, Kerinci Seblat, Way Kambas, Kepulauan Seribu, Wakatobi, Lorentz dan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung,” jelasnya.

Diketahui, ASEAN Heritage Parks (AHP) merupakan salah satu program percontohan dari ASEAN untuk meningkatkan kesadaran pentingnya mengelola kawasan yang kaya dengan keanekaragaman hayati serta mempromosikan kerja sama yang lebih besar di antara negara-negara Anggota ASEAN (AMS) dalam melestarikan dan mengelola kawasan lindung. (Humas/Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *