Penajurnalis Maros,-Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi merupakan suatu konsep diseminasi inovasi yang tidak hanya fokus dalam percepatan penyebaran inovasi pertanian, tetapi juga memperluas dan memperbesar spektrum diseminasi. Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi dapat dipandang sebagai wujud pembangunan pertanian berawal dari desa. Peternakan unggas di Indonesia memiliki peranan yang penting dalam pembangunan peternakan, karena merupakan ujung tombak dalam pemenuhan kebutuhan pangan hewani. Saat ini, ternak unggas memberikan kontribusi terbesar terhadap produksi daging . Dari jumlah ternak unggas tersebut sekitar 67 % disediakan oleh ayam ras dan hanya sekitar 23% disediakan oleh ayam lokal, sisanya oleh jenis unggas lainnya .

Melihat dari besar kontribusi dagin dari ternak unggas untuk pemenuhan kebutuhan,salah satu kelompok Tani dari lingkungan talamangape kelurahan Raya kecamatan Turikale  Kabupaten Maros, yakni kelompok tani Cisadane,memjemput program Menteri Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Ternak (Balitnak) yang telah berhasil memperbaiki kualitas ayam kampung.

Muhammad Fatta salah satu dari pengelolah bantuang dari Menteri Pertanian mengatakan, bantuan pemerintah kepada kelompok yang kami bina berupah mesing penetas telur kapasitas 664 butir, sangat menbantuh dan proses kerja jauh lebi praktis dibanding penetasan manual yang selamah ini kami lakukan,”katanya.

” Menurut Fatta,dengan adanya Ayam KUB kita dapat memacu industri perunggasan agar lebih mampu memenuhi kebutuhan dan dapat bersaing di pasar global, maka pengembangan peternakan ayam hendaknya tidak bertumpu hanya pada ayam ras maupun ayam lokal lainya.

” Ayam KUB harus dikembankan ditingkatkan produktivitasnya dan diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan, kemandirian usaha,melestarikan dan memanfaatkan keanekaragaman sumberdaya lokal serta mendorong dan menciptakan produk yang berdaya saing ekspor,”ujarnya.

Fatta menambahkan,Program kelompok dalam mengelolah Ayam KUB, agar dapat memacu perekonomian masayarakat khususnya anggota kelompok Cisadane, pasalnya ayam KUB baru berumur 0-4 hari sudah dapat dijual Rp.7000 – Rp.10.000/ekor dan Bibit Ayam KUB diminati bukan hanya masyarakat Maros tapi diluar kabupaten Maros.itu dapat dilihat dari ribuan ekor bibit ayam KUB yang terjual, pemasaranya bukan hanya di wilayah Maros tapi sudah sampai ke kabupaten Bone,”paparnya.

Bibit Ayam KUB akan dibagi, setiap kepala keluarga akan mendapat jatah 10 ekor secara Cuma-cuma itu untuk langkah awal,”imbuhnya.(A1)

*Keunggulan ayam KUB menurut Balitbangtan, antara lain: (1) Warna bulu beragam seperti ayam kampung umumnya; (2) Cita rasa dan kualitas daging seperti ayam kampung biasa; (3) Bobot badan dewasa berkisar antara 1.200-1.800 g; (4) Umur mulai bertelur lebih cepat (umur 5-5,5 bulan); (5) Produktivitas telur lebih tinggi (140-160 butir/ekor/tahun); (6) Sifat mengeram sudah hilang hingga 90%; (7) Panen pedaging berkisar antara 60-90 hari; (8) Kebutuhan pakan 2 kg/ekor hingga umur 70 hari/masa panen; dan (9) Daya tahan terhadap penyakit relatif tinggi. Mengingat keunggulannya secara genetis maupun ekonomis, keberadaan ayam KUB layak untuk disebarluaskan kepada masyarakat.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *