PenaJurnalis,Makassar.—Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Prof Dr Ambo Asse menanggapi terkait imbauan untuk tidak menggelar acara budaya yang berbau syirik.

Imbauan itu, kata Ambo Asse, menjadi salah satu upaya pemerintah dalam memberikan pemahaman terkait pelanggaran akidah dalam Islam.

“Bagus itu. Memang hal-hal yang berbau syirik itu merusak akidah. Maka saya menganggap imbauan itu adalah hal yang baik,” kata, Jumat (12/10/2018).

Menurutnya, imbauan itu perlu. Apalagi memang, dalam Islam, ada kaitannya bencana alam yang terjadi dengan perilaku manusia.

“Jadi seruan meninggalkan budaya yang berbau syirik itu juga untuk umat muslim Indonesia secara umum. Selain berdoa, bertaubat. Sehingga terhindar dari marabahaya, Contohnya, konon ada yang bilang di Palu itu, ada praktik yang mengarah kesyirikan, lalu terjadi (bencana). Itu yang saya kira dasarnya dari situ ” tambah dosen UIN Alauddin Makassar ini.

Bencana di Palu dan Donggala dapat dijadikan pelajaran buat kita semua. Kita harus lebih meningkatkan ketaqwaan kita kepada Maha Pencipta. Bukan malah membuat kesyirikan yang dapat menimbulkan bencana.

“Apalagi memang, kalau diperhatikan, meskipun tidak semuanya, ada beberapa kegiatan masyarakat itu yang membawa sesajen ke laut, sungai, atau ke tempat-tempat yang dianggap keramat. Dalam Islam itu sudah jelas dilarang,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *