PenaJurnalis,Maros.—-Akibat penambangan liar yang berada disekitar situs menjadi salah satu ancaman yang serius bagi pelestarian cagar budaya. Salah satu penyebab yang menjadi ancaman dari penambangan adalah ledakan atau semburan asap pabrik. Hal tersebut diungkapkan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sulawesi Selatan.

Tim pengkaji BPCB Sulsel, Rustan Lebe mengatakan Tim BPCB mengaku belum bisa menemukan korelasi kerusakan gambar itu akibat ledakan atau semburan asap pabrik. Tapi memang yang namanya getaran akibat ledakan, asap dan debu itu menjadi ancaman serius bagi upaya pelestarian situs.

Saat dilakukan pengkajian tahun 2018, pihaknya mengukur seberapa cepat kerusakan gambar prasejarah itu. Salah satu kasus  ditemukan hanya dalam kurun waktu 4 bulan, kerusakan satu gambar sangat signifikan.

‘’Kalau soal berapa lama kerusakannya, itu masih kita kaji. Tapi satu kasus di gua Jarie Maros, kita temukan di dalam gua itu sampai 1,36 sentimeter persegi. Ini terbilang sangat cepat sekali terjadi, tapi kita tidak bisa generalkan’’ ungkapnya ,Senin (6/5/19).

Penelitian tersebut dilakukan untuk Penentuan jangka kerusakan gambar prasejara serta mencari faktor percepatan kerusakan berdasarkan kajian BPCB Sulsel

Sebelumnya, pihak BPBC menemukan 315 lukisan prasejarah yang rusak dari total 340 di lima gua prasejarah setelah melakukan monitoring selama kurun waktu lima tahun terakhir. Di kawasan karst Maros Pangkep sendiri, terdapat 310 gua, dan 242 gua diantaranya terdapat berbagai gambar manusia prasejarah di dalamnya.

“Kalau kerusakan itu hukum alam. Tapi dengan pengkajian ini kita mau kerusakannya di minimalisir untuk memperpanjang usia satu objek gambar. Data itulah yang nantinya akan menentukan pola apa yang akan kita pakai dalam pelestariannya,” ujar Rustan.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *