Penajurnalis maros, –-Ketua DPRD Maros, Chaidir Syam dan warga menolak pembangunan rel kereta api di Dusun Pattene, Desa Temmapaduae, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros.
Chaidir mengatakan, penolakan tersebut dilakukannnya karena proyek rel kereta api tersebut masuk dalam lokasi ibadah jamaah tarekat Khalwatiyah,Senin (10/9/17)

”Yang saya dengar, katanya ada sarana ibadah yang terancam dihancurkan jika rel kereta api ini dibangun. Makanya, kami menolak untuk dilakukan pembangunan,’” tuturnya.

Seharusnya, kata Chaidir, penyelenggara pembangunan rel kereta api mengambil jalur lain untuk pembuatan rel kereta api. Protes dan penolakan itu pun turut dilakukan sejumlah tokoh masyarakat setempat. Selain mengambil lahan, rel kereta api tersebut mengharuskan, masjid kebanggaan Khalawatiah dibongkar.

Chaidir berharap, pemerintah pusat memindahkan proyek pembangunan tersebut ke daerah yang jauh dari pemukiman dan tidak menggangu Khalwatiyah. ”Kami minta supaya lokasi rel kereta api dipindahkan. Jangan masuk ke lokasi ibadah Khalwatiyah. Kami sangat berharap, usulan warga ini diterima pusat,” ujarnya.
Sementara Kepala Desa Temmapaduae, Kecamatan Marusu, Jamal, menuturkan, warga Dusun Pattene menolak pembangunan rel kereta api karena pemerintah mengambil kawasan religius tarekat Khalwatiah Samman. Pihaknya bersama tokoh masyarakat telah berkoordinasi dan bertemu dengan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) kereta api di Sulsel.

”Kami tolak pembagunan rel kereta api karena masuk kawasan religius tarekat Khalwatiah Samman. Kami sudah bertemu dengan PPTK di ruang kerja Sekda Maros,” katanya.
Untuk sementara PPTK kereta api berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mencari alternatif pergeseran rel.
”Mudah-mudahan bisa dipindahkan di luar Dusun Pattene. Kami sementara mencari solusi,” ujarnya. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *