Penajurnalis Maros,- Setelah banjir melanda 14 kecamatan di Kabupaten Maros, pemerintah daerah akan menyiapkan anggaran khusus untuk mencegah banjir tahun 2023.

Bupati Maros, Chaidir Syam mengatakan pemerintah daerah Maros akan menyiapkan beberapa program pencegahan banjir, yakni pemasangan sheet pile (dinding turap baja) dan perbaikan drainase.

“Kalau tanggul sekitar Rp124 miliar dan drainase sekitar Rp5 miliar. Untuk sheet pile akan direncanakan secara bertahap. Untuk perbaikan drainase akan dianggarkan tahun depan” katanya, Senin, (26/12/22)

Kondisi drainase di Maros memang banyak dikeluhkan. Saluran air yang tak berfungsi itu selalu menempati posisi teratas dalam masalah yang diaduhkan masyarakat ketika reses anggota DPRD.

“Menurut Bupati Maros, Kabupaten Maros itu menyebut sheet pile akan dipasang bertahap terutama untuk wilayah-wilayah kota Maros. Namun dia berharap Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang dan Pemprov Sulsel memberi bantuan.

“Balai Pompengan dan Bapak Gubernur juga berjanji akan membantu memperbaiki drainase poros jalan dan sungai Maros,” ucapnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui Kalaksa BPBD Maros Fadli yang dikompermasi secara terpisah menyampaikan data terbaru terkait Banjir yang nyaris melanda seluruh kecamatan di Kabupaten Maros, Sabtu, 24 Desember 2022. Sampai hari ini masih ada wilayah yang tergenang.

Hingga kini sudah 9.000 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak dan dua orang meninggal akibat banjir ini.

“Kecamatan yang terdampak banjir rata-rata di daerah Maros Baru, Turikale, Bantimurung, dan Simbang. Untuk jumlah KK yang terdampak sudah 9.000,” kata Kalaksa BPBD Maros Fadli, Senin 26 Desember 2022.

Fadil mengatakan empat kecamatan tersebut merupakan daerah paling terdampak banjir di Maros. Di kecamatan lainnya juga terdapat banjir di beberapa titik.

Ia mengungkap BPBD Maros belum bisa menghitung total rumah yang rusak akibat banjir ini.

“Kalau untuk rumah rusak belum bisa dihitung, karena yang terendam belum tentu rusak. Nanti selesai semua baru bisa diketahui datanya,” ujarnya.

BPBD Maros saat ini berkoordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk melakukan evakuasi warga yang terdampak.

Fadil mengatakan total 9.000 kk terdampak banjir ini, namun, ia tidak bisa merinci total warga yang terdampak keseluruhannya.

Fadil menyebut pihaknya membentuk posko penanganan bencana di Gedung Serbaguna, Maros.

“Ada sembilan dapur umum yang dibentuk di setiap wilayah. Kita tidak mendrop logistik ke masyarakat, namun ke dapur umum semua. Dan itu menjadi tanggungjawab masing-masing,” jelasnya.

Sedangkan untuk warga yang meninggal, Fadil mengungkap sudah ada dua orang. Satu orang berinisial TS ditemukan tewas di Kelurahan Cempaniga, Kecamatan Camba, Kabupaten Maros pada Sabtu 24 Desember sekitar pukul 07.30 Wita.

Satu orang lainnya merupakan balita berusia 2 tahun yang ditemukan tewas terapung di sawah, diduga akibat terseret banjir.

“Untuk yang meninggal sudah ada dua orang. Satu orang di Kecamatan Camba, satunya di Bantimurung anak balita dua tahun. Saat itu bapaknya pergi urus motornya, dan tidak melihat anaknya ikut di belakang. Pulang pi baru na lihat anaknya di sawah terapung dan meninggal,”imbuhnya. (A1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *