Penajurnalis Maros, — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw 1445H/2023 M, Rabu (4/10/23), di atrium lantai 1 Grandmall Maros.
Peringatan Maulid ini dilakukan dalam bentuk tabligh akbar dengan mengundang ustadz Buya Arrazy Hasyim. Hadir dalam acara tersebut, Bupati dan Wakil Bupati Maros, AS Chaidir Syam dan Suhartina Bohari, Ketua DPRD Maros, Andi Patarai Amir, anggota DPRD Sulawesi Selatan, Andi Muhammad Irfan AB, Kepala Kemenag Maros, Muhammad, serta jajaran Forkopimda.
Berbeda peringatan tahun-tahun sebelumnya. Peringatan kali ini digelar di salah satu pusat perbelanjaan di Maros. Bupati Maros, AS Chaidir Syam mengatakan, hal tersebut merupakan inovasi baru.
”Kita Alhamdulillah selalu rutin menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Tetapi baru kali ini Pemkab bersama PHBI Maros berinisiatif menggelar di mall,” katanya.

Chaidir menjelaskan, peringatan maulid 1445H sengaja digelar di mall dengan tujuan tidak hanya peserta tetapi pengunjung mall dapat meningkatkan kecintaan kepada suri tauladan Nabi Muhammad Saw.

”Pengunjung menyadari, semua ini hanya duniawi. Yang paling penting adalah mempersiapkan bekal akhirat. Salah satunya dengan meneladani perilaku-perilaku Rasulullah,” jelasnya.
Saat mengisi tausiah, Buya Arrazy Hasyim memaparkan terkait keutamaan memperingati Maulid Nabi. Sebagian besar umat Islam diselisihi oleh kaum Wahabi Salafi. Terutama saat memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw.
”Jangan mudah menuduh bid’ah kepada muslim yang lain. Kita memperingati Maulid Nabi karena bagian dari rasa syukur (bersyukur) atas kelahiran Nabi Muhammad. Perkara baru, tidak mesti Bid’ah dhalalah. Yang bertentangan dengan kitab, sunnah, atsar, atau ijma’ itulah yang disebut Bid’ah dhalalah. Sebaliknya, yang tidak bertentangan dengan kitab, sunnah, atsar, ijma’ ini bukan bid’ah,” jelasnya.
Menurutnya, saat Maulid Nabi Muhammad, saat itu juga menjadi momen banyak orang mengingat Baginda Nabi Muhammad. Maulid menjadi ajang menceritakan kembali kisah-kisah nabi.

”Kita umat muslim dapat meneladani akhlaqul karimah atau budi pekerti yang luhur dari Rasulullah. Jika disanggupi saya juga menyarankan tahun depan peringatan Maulid bisa digelar mulai 1 rabiul awal hingga 12 Rabiul Awal. Biar lebih semarak,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Kabupaten Maros , M Farid Wajeddy mengaku, bersama para pengurus PHBI terus melakukan perombakan besar menuju Maros religius dan berdaya saing.
”Kami di PHBI senantiasa berusaha mewujudkan visi-misi pemerintah dalam mewujudkan Maros yang memiliki jiwa berdaya saing. Untuk itu, kami juga menerima segala masukan, karena kami faham, dengan masukan kita akan bertindak lebih baik lagi,” pungkasnya.

Sekadar informasi, pada peringatan tersebut juga dilakukan pengundian dengan hadia yang dibagikan berupa vocer umrah gratis dan beberapa vocer potongan harga umrah. (ari/tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *